Selasa, 07 Juni 2011

Moon Guy

 Moon Guy, seorang alien aneh yang telah membuatku terkena sinar mematikannya, aku ingat pertama kali aku bertemu dengannya adalah saat hari pertamaku menjalani kehidupan masa remaja di SMA. Orang aneh! Hanya itu yang terbesit di kepalaku saat pertama kali bertemu dengannya. Tingkah lakunya yang serupa dengan murid – murid yang lain, serta nada bicaranya yang kadang – kadang dingin hingga sanggup mengatasi masalah cairnya es di daerah kutub. Menjadi ciri khasnya di kalangan teman – teman sekelas.
Bagaimana aku bisa menyadari bahwa dia adalah alien, semua bermula saat aku berbicara dengannya. Dengan senyum ramahnya yang entah berasal dari dalam hatinya atau memang hanya dibuat – buat membalas sapaan ku dan mulai berbicara. Semakin lama, aku tahu bahwa dia serupa denganku, tentu saja yang kumaksud sifatnya karena sudah jelas bahwa aku bukan alien! Walau raut wajahnya menampakkan kegembiraan tapi entah apa yang dipikirkannya, pendapatnya akan orang sekitar, pandangannya matanya yang terkesan cuek, walau sebenarnya ia memikirkannya. Orang bermuka dua! Kelakuan buruk yang mirip denganku, aku sendiri menyadari sifat – sifatku itu, namun rasa maluku yang berlebihan kadang tak sanggup memunculkan jati diriku yang sebenarnya, hingga aku lebih memilih menghindar daripada hanya akan menjadi beban bagi orang – orang disekelilingku. Mungkin itu juga yang ia rasakan saat ini.
Aku yang semakin penasaran dengannya, berusaha untuk mendekatinya. Sampai akhirnya memberinya nama julukan “Moon Guy” dari wajahnya yang berkilau seperti sinar bulan, hingga sifat dingginnya bagai bulan dingin yang menyinari setiap malam yang sunyi. Sekarang yang ingin kucari hanyalah siapa sosok aslinya, orang aneh yang sudah kelewat aneh hingga tak mungkin ia hanyalah seorang manusia biasa.
Beberapa bulan telah berlalu, bahkan masa – masa kami di kelas 1 SMA hanya tinggal beberapa bulan lagi tapi, aku masih belum dapat membongkar kedoknya. Sepertinya ia mulai menyadari tingkahku yang mencurigakan ini, dan mulai menjauhiku. Entah itu benar atau tidak, tapi aku semakin yakin dibuatnya. Berbagai cara ku lakukan agar bisa lebih dekat dengannya, ini semua ku lakukan untuk membongkar kedoknya, hingga aku tak sadar bahwa tingkah ku membuat kami menjadi bahan pembicaraan teman – teman sekelas. Walau dia diam saja tapi aku tahu bahwa ia merasa sangat terganggu, tapi aku tak peduli dengan reaksinya ataupun omongan teman – teman lain, aku hanya ingin cepat – cepat menghilangkan rasa penasaranku dan membongkar sosok aslinya.
Sahabat – sahabatku yang mulai khawatir dengan tingkah ku yang gaje ini, menegurku, seketika mereka tertawa mendengar ceritaku. Aku heran dengan reaksi mereka, yang pastinya telah berhasil membuat wajahku merah padam akibat menahan rasa malu. Hey! Apa yang aneh dengan pemikiranku? Aku tahu mereka pasti tidak percaya bahwa alien itu ada. Mereka hanya tertawa dan menyuruhku untuk menjadi dewasa, dan berpikir ulang tentangnya. Walau aku tidak yakin, tapi aku percaya dengan sahabatku dan mulai berpikir ulang. Tentang siapa dirinya dan bagaimana aku bisa tertarik dengannya. Tapi otakku yang sudah mengunci pemikiranku tentang ia adalah seorang alien tidak dapat diubah kembali. Aku menyesal memiliki sifat sekeras kepala ini. Aku yang sudah tak sanggup menahan rasa penasaran ini, akhirnya berusaha untuk menemuinya sekarang dan memperjelas semuanya.
Ia yang terkejut dan bingung dengan perkataanku akhirnya terpaksa datang ke tempat itu saat itu juga. Aku sudah bersiaga di sana, bersiap – siap dengan apa yang akan dilakukannya nanti. Ah dia datang, secepat kilat ku menghindar, tapi terlambat sinarnya telah mengenai tepat di hatiku. Hingga akhirnya sebelum aku kehilangan kesadaranku aku melihat sosoknya yang sebenarnya, dan tenggelam dalam tidurku yang gelap. Yang sangat ingin ku lakukan saat ini hanyalah tertawa sekeras – kerasnya hingga sanggup mengguncang dunia. Tertawa akan kebodohanku yang tidak menyadarinya sejak awal, bahwa sifatku yang keras kepala ini mengakibatkan aku tidak menyadari bahwa sejak awal bertemu ku telah tertarik padanya, bahwa sosoknya yang berbeda, telah memberikan tempat yang spesial di hatiku, bahwa aku telah lama menyukainya namun ta sanggup menerimanya hingga mengubah sosok istimewanya menjadi sosok alien dingin yang menghantuiku.
Satu hal yang pasti akan ku lakukan saat bertemu dengannya nanti, hanyalah meminta maaf akan tingkah ku selama ini, dan pastinya akan berusaha memperbaiki pandangannya terhadapku dari seorang gadis aneh, menjadi seorang yang tepat untuk menemaninya suatu saat nanti 


Tamat >.< Waktu aku menulis cerita ini, rasanya aneh banget >.< apalagi aku yang dikenal suka gambar hampir nggak pernah buat cerita apalagi yang campuran gaje serius ini…gara – gara salah satu best friend q kecanduan buat cerpen jadi pengen nyoba deh :O
Issh gara – gara kebanyakan gambar, tulisan ku juga ikut – ikutan gaje
Wkwkwkwkwk :D yah ga apalah toh buat ubah suasana
Bagi yang ngrasa aneh pas baca ini, tolong dimaafkan dan sekarang aku mau lebih menekuni hobi gambar aja 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar